PJ Bupati Aceh Singkil Lepas Ikan Nila Di Parit Masjid Agung Nurul Makmur |
Seperti Di Jepang! PJ Bupati Aceh Singkil Pelihara Ikan di Parit - Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil menabur ribuan benih ikan nila di parit Pendopo Bupati dan di Masjid Agung Nurul Makmur sebagai upaya menjaga kebersihan dan menarik minat wisatawan.
5.000 benih ikan nila disediakan oleh Dinas Perikanan hal tersebut sontak menarik perhatian Pengendara dan penduduk setempat.
Pj Bupati Aceh Singkil Marthunis terus menabur benih ikan bersama Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPK) dan tamu undangan lainnya.
“Saya yakin ikan ini akan berkembang biak, menyebar di selokan, dan membuat jalan protokol ini lebih bersih, sehingga saat hujan air lebih cepat mengalir,” kata Marthunis sambil menabur ikannya.
Pihaknya berkomitmen untuk menjaga dan menjaga lingkungan, khususnya kawasan Kecamatan Singkil, agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan dan menjaga keindahan kawasan.
Jaring atau waring penghalang sekitar 100 meter kemudian disediakan setelah benih ikan pertama kali ditaburkan di jalan protokol.
Dan jika berhasil, kami akan mencoba lebih banyak parit, tambahnya.
Menurut Marthunis, air di parit jalan protokol itu sedalam lutut orang dewasa, tidak pernah mengering, dan terlihat airnya mengalir cukup lancar.
Ia mengklaim bahwa "benih ikan ditaburkan di air parit" untuk menjaga parit tetap bersih, menjadikannya objek wisata, membuat Kota Singkil lebih menarik, dan menghasilkan ikan.
Selain itu, lanjutnya, dengan memakan jentik nyamuk dan serangga lainnya, ikan ini juga menjaga keseimbangan rantai makanan ekosistem.
Ia melanjutkan, ikan nila mampu bertahan hidup selama enam hingga tujuh bulan di dua jenis air payau dan agak asin sebelum bisa dipanen.
Sebelumnya sudah ada negara lain yang sudah lebih dulu memanfaat parit nya untuk ternak ikan seperti yang sudah dikerjakan oleh bapak bupati saat ini.
Salah satunya negara Jepang. Khususnya di Shimabara, sebuah kota di pulau Kyushu ini Ikan koi bisa hidup sehat di parit.
Menurut Oddity Central, semua berawal ketika wilayah Shimabara terkena bencana alam Gempa dan Tsunami Unzen 1792. Lebih dari 15.000 orang tewas dalam bencana tersebut.
Namun, tidak ada yang mengantisipasi bahwa setelah bencana, puluhan mata air akan menyembur dan kota tersebut di julukan "Kota Air".
Saat ini Shimabara memiliki 60 mata air terkenal, menjadikan air bersih sebagai salah satu sumber daya alam yang paling melimpah. Begitu banyak air bersih melewati beberapa selokan jalan.
Pihak berwenang memutuskan untuk memelihara ikan koi di saluran tersebut pada tahun 1978 karena airnya sangat murni. Dengan cepat mendapatkan banyak popularitas sebagai tujuan wisata.
Ratusan ikan koi saat ini hadir di perairan, di mana mereka sering berenang melawan arus sambil menunggu untuk diberi makan oleh wisatawan.
Mudah-mudahan aceh singkil bisa melestarikan wilayahnya seperti yang ada di wilayah Shimabara ini ya.